Perencanaan Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bangsa ini sangatlah kaya, mulai dari kebun-kebun yang tumbuh subur dan menghasilkan beragam macam sayur dan buah-buahan, kemudian hasil tambang yang melimpah ruwah mullai dari nikel, tembaga, perak, dan emas. Namun sayang, negara ini selalu nampak miskin dan penuh derita. Bangsa ini kaya namun dia tidak dapat menikmati kekayaannya, kenapa hal ini bisa terjadi ? faktornya adalah bangsa ini kurang pandai dalam menyikapi semua permasalahaan.
Salah satu misi bangsa ini adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka untuk mencapai tujuan ini diberikanlah fasilitas pendidikan sebagai wadah untuk membekali bangsa ini dengan pengetahuan. Dalam dunia pendidikan ada yang dikenal dengan istilah ‘belajar’ dan ‘mengajar’. Belajar dan mengajar ini menjadi sebuah sistem intruksional jika kita mengacu kepada pengertian umumnya, bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Untuk menciptakan sistem belajar mengajar yang baik, maka perlu adanya strategi yang meliputi beberapa komponen antara lain :
- Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
- Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
- Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan bagi para guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
- Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman untuk evaluasi, kemudian dijaddikan sebagai umpan balik untuk menyempurnakan sistem yang menyangkut keseluruhan.[1]
Ketika strategi telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah melakukan pendekatan, dilanjutkan dengan pemilihan metode, dalam pemilihan metode disesuaikan dengan kemampuan dasar siswa. Setelah metode ada yang disebut dengan teknik, pemilihan teknik berperan sebagai kunci kesuksesan bagi seorang guru dalam mengajar, karena jika teknik yang digunakan tidak bersesuaian maka yang lain-lainnya akan tidak bersesuaian juga. Ini merupakan langkah-langkah pembelajaran (sebelum terjun kedalam kelas), ketika memasuki area kelas seorang guru membutuhkan yang namanya perencanaan awal belajar atau langkag-langkah dalam mengajar yang meliputi ; tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir.
Baca Juga: Ilmu Nahwu Bab Zhorof
Dari rangkaian proses belajar mengajar yang telah kami uraikan diatas, sekirannya cukup untuk memberikan pengetahuan awal bagi para pembaca dalam memahami tulisan ini. Pentingnya pendidikan ini, mengharuskan seorang guru untuk menjadi figur yang terbaiik dalam memberikan pengetahuan yang benar demi tercapainya tujuan dari bangsa ini, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
B.Rumusan Masalah
- Bagaimana langkah- langkah pembelajaran ?
- Seperti apa kriteria penyusunan langkah pembelajaran ?
C.Maksud dan Tujuan
Maksud : makalah ini dibuat untuk pemenuhan tugas mata kuliah perencanaan pembelajaran bahasa arab, tujuan yang ingin dicapai :
- Memahami langkah-langkkah pembelajaran
- Mengetahui kriteria dalam penyusunan pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.Langkah-Langkah Pembelajaran
Dalam merumuskan langkah-langkah pembelajaran, tentulah tidak terlepas dari yang namanya pendekatan, metode, serta tujuan dari pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam penyusunan langkah-langkah pembelajaran tidaklah terlepas dari tujuan, pendekatan, serta metode yang akan digunakan. Seorang guru dapat mengambil langkah yang tepat dalam mengajar pastilah diawali dengan sesuatu yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut, setelah tujuan dari pembelajaran telah ditetapkan selanjutnya adalah pendekatan yang dilakukan seperti apa, sebuah pendekatan yang tepat tentu mempengaruhi akan keberhasilan dari sebuah langkah pengajaran.
Setelah tujuan telah ditetapkan, pendekatan yang akan digunakan sudah ditentukan, selanjutnya adalah pemilihan metode pembelajaran. Pemilihan metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dasar dari peserta didik merupakan pilihan yang terbaik. Beragam metode pembelajaran yang berkembang saat ini, sehingganya pemilihan metode harus disesuaikan dengan kemampuan dasar dari peserta didik.
Langkah-langkah pembelajaran biasanya bersamaan dengan metode pengajaran yang akan digunakan. Dalam pembelajaran bahasa, hal yang menjadi tujuan adalah peningkatan kecakapan peserta didik dalam empat maharoh yaitu maharoh kalam (keterampilan berbicara), maharoh istima’ (keterampilan mendengar), maharoh kitabah (keterampilan menulis), dan yang terakhir adalah maharoh qiro’ah (keterampilan membaca). Selanjutnya pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa arab meliputi ; 1) Al- Madkhal al-Insaniyah (pendekatan kemanusiaan (humanistic), 2) Al-Madkhal al- Tiqaniy (pendekatan berbais media), 3) Al-Madkhal as Sima’iy asy syafahiy (pendekatan Aural oral), 4) Al-Madkhal at Tahliliy (pendekatan analisis).[2]
Metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab meliputi ; metode gramatika terjemah (al-qowaid at-tarjamah), metode langsung (At-thoriqo al-mubasyaroh), metode membaca (At-toriqo al-qiro’ah), metode audio-lingual (at-toriqo as-samiyatu al-basoriyah), metode komunikatif (at-toriqo al-ittisoliyah), metode eklektik (At-toriqo al-ittiqoliyah), hal ini diungkapkan oleh AF. Efendy dalam metodologi pengajaran bahasa Arab. Masing-masing metode memiliki langkah pengajarannya masing-masing, contohnya ; dalam metode langsung (at-toriqu al- Mubasyaroh) langkah-langkahnya meliputi :
- Pendahuluan, dimana seorang guru menyiapkan materi ajarnya baik penyajiannya berupa apersepsi ataupun berupa tes awal tentang materi, dan lain-lain.
- Guru memberikan materi dengan cara penyampaian secara lisan, guru mengucapkan kata demi kata sambil menunjuk benda (jika ada barangnya) atau menunjukkan gambar benda tersebut, memperagakan sebuah gerakan ataupun mimik wajah, dan isyarat-isyarat. Hal ini dilakukan secara berulang-ulang sampai peserta didik bisa melafalkannya dengan baik dan paham maknanya.
- Mengarahkan peserta didik agar menyimak dialog-dialog tersebut, serta menirukan pelafalannya sampai lancar, jika peserta didik dianggap sudah mampu maka peserta didik diarahkan untuk membaca teks secara bergantian.
- Membimbing peserta didik untuk melakukan percakapan berdasarkan teks, peserta didik yang sudah tampil dipersilahkan untuk mengembangkan teks tersebut dengan berpedoman pada contoh teks yang telah diberikan.
- Pengajaran struktur bahasa tidak dilakukan melalui pembelajaran nahwu, melainkan dengan mengucapkan secara lisan dan semenarik mungkin.
- Penutup, jika diperlukan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik maka dihadirkan tugas sebagai bentuk evaluasi.[3]
Langkah-langkah yang telah kami sebutkan diatas masih bisa dikembangkan oleh para guru pengajar dengan tidak keluar dari konsep dasar dari teori ini. Semuanya bergantung situasi dan kondisi yang dihadapi oleh guru, serta kreativitas guru dalam meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik. Secara umum langkah-langkah pembelajaran dapat disusun secara berikut :
- Tahap awal ; tahap ini terdiri dari orientasi, apersepsi, motivasi, pemberian acuan, pembagian kelompok belajar.
- Tahap inti ; tahap ini berisi pemberian kegiatan inti pelajaran dan dibagi kedalam 3 tahap yaitu, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
- Tahap akhir ; tahap ini guru memberikan simpulan dari apa yang telah dipelajari, serta melakukan penilaianan sebagai refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Contoh :
- Tahap awal (10 menit)
- Salam dan mengajak peserta didik untuk berdo’a
- Melakukan absensi
- Penyampaian tema serta tujuan pembelajaran
- Memusatkan perhatian siswa dengan pemberian teka-teki, setelah terjadi proses tanya jawab guru kembali menyambungkan dengan materi yang akan dipelajari.
- Tahap inti (25 menit)
- Bergantung dengan metode yang digunakan (metode disesuaikan dengan yang di atas yaitu metode langsung)
- Tahap akhir
- Bersama-sama membuat kesimpulan.
- Memberi penilaian melalui tes ataupun kuis.
- Menutup pembelajaran.[4]
B.Kriteria Penyusunan Langkah Pembelajaran
Langkah- langkah pembelajaran merupakan tindakan yang akan dilakukan oleh seorang guru ketika dalam pembelajaran. Untuk mempermudah guru maka dibuatlah yang namanya LKS (Lembar Kerja Siswa) dimana hal ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam melakukan proses belajar mengajar. Pada umumnya, LKS berisi petunjuk praktikum, percobaan yang bisa dilakukan di rumah, materi diskusi, teka-teki silang, tugas portofolio, serta soal-soal latihan.
Dalam penyusunan LKS memiliki kriteria-kriteria yang harus dicapai, menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis LKS yang baik itu meliputi :
- Syarat-syarat Didaktik
- Memperhatikan adanya perbedaan individual.
- Menekankan pada ‘proses’ untuk menemukan konsep.
- Memiliki beragam stimulus dari berbagai macam media dan kegiatan siswa.
- Mampu mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa.
- Pengalaman belajar didasarkan pada tujuan pengembangan pribadi siswa, tidak berdasar pada bahan ajar.
- Syarat-syarat kontruksi
- Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkatan siswa.
- Struktur kalimat jelas.
- Urutan materi pelajaran bersesuaian dengan kemampuan siswa.
- Hindari pertanyaan yang bersifat umum, sehingga pembahasan menjadi melebar.
- Mengacu kepada buku sumber yang bersesuaian dengan tingkatan siswa.
- Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek.
- Lebih banyak menggunakan ilustrsi daripada kata-kata.
- Dapat digunakan oleh semua siswa baik yang daya tangkapnya cepat atau lambat.
- Tujuannya jelas serta memberikan motivasi.
- Memberikan keterangan identitas untuk memudahkan adminitrasinya.
- Syarat teknis
- Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf romawi ataupun latin.
- Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik.
- Kalimat tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris.
- Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa.
- Besar huruf dan gambar sama besarnya.[5]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
- Langkah-langkah pembelajaran disusun dengan tahapan ; 1) tahap wal yang berisi, orientasi, motivasi, pemberian acuan, pembagian kelompok belajar, 2) tahap inti meliputi, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, 3) tahap akhir dimana guru memberikan kesimpulan dan evaluasi untuk refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
- Dalam pemnyusunan langkah pembelajaran, seorang guru membuat LKS (Lembar Keja Siswa) sebagai bahan acuan untuk memudahkan guru dalam melakukan pengajaran. Dalam penyusunan LKS ada hal-hal yang perlu diperhattikan yang terhimpun dalam beberapa poin yaitu :
- Syarat-syarat Didaktik
- Memperhatikan adanya perbedaan individual.
- Menekankan pada ‘proses’ untuk menemukan konsep.
- Memiliki beragam stimulus dari berbagai macam media dan kegiatan siswa.
- Mampu mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri siswa.
- Pengalaman belajar didasarkan pada tujuan pengembangan pribadi siswa, tidak berdasar pada bahan ajar.
- Syarat-syarat kontruksi
- Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkatan siswa.
- Struktur kalimat jelas.
- Urutan materi pelajaran bersesuaian dengan kemampuan siswa.
- Hindari pertanyaan yang bersifat umum, sehingga pembahasan menjadi melebar.
- Mengacu kepada buku sumber yang bersesuaian dengan tingkatan siswa.
- Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek.
- Lebih banyak menggunakan ilustrsi daripada kata-kata.
- Dapat digunakan oleh semua siswa baik yang daya tangkapnya cepat atau lambat.
- Tujuannya jelas serta memberikan motivasi.
- Memberikan keterangan identitas untuk memudahkan adminitrasinya.
- Syarat teknis
- Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf romawi ataupun latin.
- Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik.
- Kalimat tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris.
- Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa.
- Besar huruf dan gambar sama besarnya.
Daftar Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. 2013. Strategi Belajar Mengajar, jakarta : PT. Rineka Cipta.
Fairuz. 2017. “tujuh macam pendekatan dalam pengajaran bahasa Arab”, https://fairuzsay.blogspot.com/2017/05/tujuh-macam-pendekatan-dalam-pengajaran.html, di akses pada 24 Mei 2019 pukul 21.30
Bakri, Ali Muhammad. 2019. “Metode Langsung (direct method) dalam pengajaran bahasa Arab” dalam al-Maraji jurnal pendidikan bahasa Arab vol 1 No. 1 (hal. 9). Gorontalo : IAIN Sultan Amai Gorontalo
Zambrana, A. 2012. “Menyusun langkah-langkah pembelajaran”, http://puengen-pinter.blogspot.com/2012/01/menyusun-langkah-langkah-pendidikan.html, di akses pada 24 Mei 2019 pukul 21.30
Salirawati, Das. 2019. “Penyusunan dan kegunaan LKS dalam prose pembelajaran”, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/das-salirawati-msi-dr/19penyusunnan-dan-kegunaan-lks.pdf, di akses pada 24 Mei 2019 pukul 23.30
[1] Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, “strategi Belajar Mengajar”, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2013), hal. 5-9
[2] Fairuz, “tujuh macam pendekatan dalam pengajaran bahasa Arab, (https://fairuzsay.blogspot.com/2017/05/tujuh-macam-pendekatan-dalam-pengajaran.html, diakses pada 24 Mei 2019, 2019)
[3] Muhammad Ali Bakri, “Metode Langsung (direct method) dalam pengajaran bahasa Arab”, al-Maraji jurnal pendidikan bahasa Arab vol 1 No 1 , hal. 9
[4] A. Zambrana, “Menyusun langkah-langkah pembelajaran”, (http://puengen-pinter.blogspot.com/2012/01/menyusun-langkah-langkah-pendidikan.html, di akses pada 24 Mei 2019, 2019)
[5] Das Salirawati, “ Penyusunan dan kegunaan LKS dalam prose pembelajaran”, (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/das-salirawati-msi-dr/19penyusunnan-dan-kegunaan-lks.pdf, di akses pada 24 Mei 2019, 2019)
Membaca anda dibatasi, Hanya dengan membayar Rp 172.500 untuk dapat membaca seluruh konten
Pay now, to get full reading
already purchased? Log in
Comments (0)