BUDAYA DAN TRADISI BALI
Budaya dan tradisi yang diwariskan oleh leluhur, jika dilestarikan sampai sekarang ini tentu akan menjadi sebuah tradisi unik, seperti yang kita banyak temukan di wilayah Indonesia termasuk juga Bali, warisan atau peninggalan budaya masa lampau tersebut, yang banyak berasal dari warisan Bali kuno dan menjadi salah salah satu cara hidup sekelompok masyarakat yang masih tradisional dan menjadi sesuatu hal yang sangat menarik untuk diketahui, tidak hanya bagi wisatawan, bahkan juga bagi warga lokal.
Sejumlah tradisi unik yang disuguhkan menjadi sebuah atraksi dan sebagai suguhan bagi wisatawan yang liburan ke pulau Bali. Budaya serta tradisi unik tersebut masih bisa berkembang dan dilestarikan sampai sekarang ini sangat berkaitan dengan keyakinan masyarakat akan ritual atau prosesi yang terbungkus dalam sebuah tradisi.

MACAM - MACAM BUDAYA DAN TRADISI BALI
1. TRADISI OMED - OMEDAN
Budaya dan tradisi unik ini digelar di tengah kota Denpasar, tepatnya di Banjar Kaja, Desa Sesetan, Denpasar Selatan. Digelar setahun sekali, bertepatan saat hari Ngembak Geni atau sehari setelah hari Raya Nyepi, tradisi unik dimulai sekitar pukul 14.00 selama 2 jam. Prosesi ini hanya diikuti oleh kalangan muda-mudi atau yang belum menikah dengan umur minimal 13 tahun, omed-omedan berarti tarik menarik antar pemuda dan pemudi warga banjar dan terkadang dibarengi dengan adegan ciuman diantara keduanya. Tradisi ini digelar sebagai wujud kegembiraan setelah pelaksanaan Hari Raya Nyepi, ini sebuah warisan budaya leluhur di pulau Bali, memiliki nilai sakral dan dipercaya akan mengalami hal buruk jika tradisi ini tidak dilangsungkan. Tradisi ini menjadi salah satu atraksi wisata yang bisa dinikmati saat tour pada hari Ngembak Geni.
2. TRADISI PEMAKAMAN DESA TRUNYAN
Pada umumnya orang meninggal di Bali, terutama bagi umat Hindu selain dikubur bisa dibakar atau dikremasi langsung, namun demikian suatu tradisi unik dengan budaya yang berbeda bisa anda temukan di Desa Trunyan Kintamani, kabupaten Bangli, yang juga merupakan salah satu desa Bali Aga. Pada saat orang meninggal, maka tubuh atau jasad orang tersebut hanya diletakkan di bawah pohon Menyan, jasad tersebut diletakkan di atas tanah tanpa dikubur, hanya dipagari oleh bambu (ancak saji) agar tidak dicari oleh binatang atau hewan liar, anehnya tidak sedikitpun dari jasad tersebut berbau busuk, sampai akhirnya tinggal tersisa tulang belulang saja, dan tulang belulang itu nantinya diletakkan pada sebuah tempat di kawasan tersebut, pemakaman di Trunyan ini melengkapi daftar budaya dan tradisi unik bumi Nusantara – Indonesia. Karena keunikan tersebut pemakaman desa tradisional Trunyan menjadi destinasi wisata di pulau Bali yang menjadi tujuan tour wisatawan.
3. GEBUG ENDE DESA SERAYA KARANGASEM BALI
Atraksi ini dikenal juga dengan perang rotan, yang mana dua orang laki-laki berhadap-hadapan dan saling serang dengan sebatang rotan sepanjang 1.5-2 meter kemudian tangan satunya memegang tameng untuk menangkis serangan lawan, diantara keduanya dibatasi dengan batang rotan (garis tengah) agar tidak masuk ke wilayah lawan. Perang rotan ini tidak hanya perlu ketangkasan saja tetapi juga keberanian, karena setiap peserta bisa saja kena pukulan rotan lawan. Tradisi unik di desa Seraya, Karangasem – Bali Timur ini menjadi sebuah budaya yang diwariskan sampai sekarang, tujuan utama dari prosesi Gebug Ende ini adalah ritual tradisional untuk memohon hujan, dan ini dilakukan pada musim kemarau yaitu di bulan Oktober – Nopember setiap tahunnya. Kondisi geografis dari desa Seraya yang berada di wilayah perbukitan memang rentan dengan masalah air, itulah sebabnya ritual memohon hujan ini dilangsungkan di desa ini. Seraya juga memiliki sejumlah destinasi wisata yang bisa dikunjungi saat tour di pulau Bali.
4. TRADISI MEKOTEK
Prosesi atau ritual Mekotek ini hanya bisa anda temukan di desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung. Dikenal juga dengan Gerebeg Mekotek, tradisi unik di pulau Bali ini digelar setiap 6 bulan (210 hari) sekali, tepatnya saat perayaan Hari Raya Kuningan (10 hari setelah Galungan). Prosesi ini digelar dengan tujuan tolak Bala untuk melindungi dari serangan penyakit dan juga memohon keselamatan. Pada mulanya tradisi Mekotek, menggunakan tongkat besi, untuk menghindari agar peserta tidak ada yang terluka, maka digunakanlah kayu Pulet sepanjang 2-3.5 meter yang kulitnya sudah dikupas sehingga terlihat halus. Tongkat-tongkat tersebut dipadukan menjadi satu formasi sebuah kerucut, suara “tek,tek” kayu berbenturan tersebut sehingga dikenal dengan Mekotek. Budaya dan tradisi unik di Badung Bali ini masih terjaga lestari sampai sekarang ini.
5. TRADISI MESBES BANGKE
Sebuah budaya dan tradisi yang benar-benar ekstrim dan unik di pulau Bali. Tradisi ini berlangsung di Banjar Buruan, Tampak Siring, Gianyar ini memang , tradisi Mesbes Bangke atau mencabik-cabik mayat memang terlihat mengerikan dan menyeramkan, apalagi bagi mereka yang baru pertama kali ataupun mengenal tradisi tersebut. Yang mana jasad atau mayat seseorang yang akan dikremasi (ngaben), akan dicabik-cabik oleh warga banjar Buruan sebelum menuju tempat pembakaran mayat, mayat tersebut akan ditunggu oleh warga di luar pekarangan rumah, setelah mayat tersebut keluar dari pintu gerbang rumah, barulah warga mencabik-cabik mayat tersebut, karena bersemangat, bahkan ada sampai naik ke atas mayat yang sedang diusung. Tradisi hanya ini berlaku untuk mereka yang ngaben sendiri (pribadi) tidak berlaku untuk ngaben massal. Budaya dan tradisi unik di Gianyar ini masih berlangsung sampai sekarang ini.
Membaca anda dibatasi, Hanya dengan membayar Rp 17.250 untuk dapat membaca seluruh konten
Pay now, to get full reading
already purchased? Log in
Comments (0)